20:46:00 - Thursday, 10 February 2011
Postingan yang satu ini agak-agak relijius. Karena menyangkut kejadian yang gue percaya sebagai pengingat supaya gue bersyukur sama Allah.
Nggak punya firasat apa-apa, tapi dari berangkat sampe pulang, perjalanan dengan si
Vega R selalu melewati ambang kematian. Nggak berlebihan, dan bukan kiasan. Ini denotatif. Makna yang sebenarnya. Mulai dari lolos tabrakan, jatuh karena jalanan berlubang, sampe selip-selip yang lain. Nggak sekali. Hampir selama perjanalan. Di satu sisi gue merasa beruntung. Tapi sisi yang paling kuat bilang,
"Halo Ratih, Allah lagi memperhatikan kamu". Ini jelas
bukan "keberuntungan", ini
kesempatan yang nggak pernah ada habisnya dikasih sama Allah :)
Lepas dari kesempatan dan keberuntungan itu, sebagai pengendara kendaraan bermotor, gue cuma mau berbagi pesan yang mesti, kudu, wajib, diinget banget sama mereka yang ada dibalik kemudi :
1. Walaupun itu jalanan yang biasa lo lewatin, lo premannya, lo nguasain medan, jangan gegabah.
Lobang ada dimana-mana.
Jangan pernah percaya sama mobil yang ada di depan lo (buat para pengendara motor). Roda mereka di kiri-kanan. Lo jalan di tengah-tengah.
Duar. Masuk lobang deh.
2. Kecuali buru-buru karena kalo telat ke kantor lo bakal digantung atau ditembak mati,
nggak usah sok-sokan ngebut. Tancap gas lebih cepat dari batas normal boleh deh kalo kebelet pipis.
3. Jaga jarak aman bukan cuma berlaku buat lo yang ada di belakang mobil berplang
LATIHAN dan berstiker macem-macem. Di mana aja, mendingan
jaga jarak sama kendaraan di depan lo. Terutama mikrolet, kopaja, bajaj, dan kendaraan lain yang
nggak mikirin keselamatan orang selain kebutuhan ngejar setoran.
4. Jangan berlaga di sisi kiri jalan.
Paku dimana-mana.
5. Jangan mikirin apapun selain fokus ke jalan. Gue nggak bilang nggak boleh dengerin lagu. Tapi nggak usah lah, dengerin lagu trus inget sama hal-hal yang berhubungan sama itu lagu, yang bikin pikiran kita kemana-mana. Apalagi sampe nangis di jalan.
Mak, belum masuk Waktu Indonesia Galau kali..
6.
Jangan ngelempar polisi pake batu.
7. Jangan parkir motor atau mobil di perempatan Pancoran. (
Menurut lo?)
Gue sendiri sebagai pengendara kendaraan bermotor, sering lupa dan nggak mengindahkan kaidah-kaidah berkendara yang
baik seperti yang gue tulis di atas. Tapi balik lagi, mau nggak mau harus terus inget. Dosa masih banyak yang harus diperbaikin, euy. Nggak mau mati dulu apalagi karena
kecerobohan sendiri. Seenggaknya nggak sebelum dia tau tentang perasaan yang gue rasain sama dia.
#EAAAAAAAA
#KokJadiGalau
~R.
06:51:00 - Wednesday, 2 February 2011
Kata orang, semakin pagi kita memulai aktivitas, semakin baik.
Gue bisa, sih, menerima pernyataan itu.
Tapi mata nggak bisa.
Seperti biasa, tugas menjadi tukang ojeg nyokap di hari Rabu dan Sabtu kembali dilaksanakan. Agak nggak ikhlas karena
waktu tidur nggak sesuai kuota, dan masih ada jeda lama sampe gue harus bersiap berangkat ke kantor. Sempet ngedumel,
"Bu, santai dikit jam masuknya bisa kali, ya". Maksudnya, harus, ya, jam setengah 6 berangkatnya? Bahkan langit masih gelap. Sekolah mana sih yang tega anak muridnya belajar subuh-subuh.
Tapi akhirnya gue sadar yang gue anter itu nyokap gue. Harus ikhlas, harus siap, ga boleh ngedumel. Maaf ya, Mamake. Hehe. Balik ke topik -yang membuat gue rela kembali menulis ini, selama perjalanan gue nggak berenti mikir -sambil tetap fokus nyetir
(tiba-tiba merasa keren bisa nyetir sambil mikir serius) :
"Kenapa sih harus sepagi ini, mau ngapain sih di sekolah?" Sampe akhirnya menjelang di tujuan, gue tanya ke nyokap,
"Emang anak-anak nih masuknya jam berapa sih, Bu?".
"Jam 6 kurang 15"
Oh, oke.
Tiba-tiba jadi flashback ke jaman SMA. Beruntung banget, ya, jaman gue masih masuk jam 7. Nggak harus bangun dan berangkat pagi-pagi buta begini
(really, even the sky is not getting blue yet). Mendekat ke sekolah gue liat anak-anak yang jalan, naik ojeg, dianter orang tua, naik sepeda, bareng temennya, semuanya udah pake seragam putih biru dan tas, beserta langkah mereka yang nggak gontai sama sekali. Satu kata yang langsung muncul di pikiran gue.
Hebat.
Mendadak malu sama diri sendiri. Gue bangun paling pagi setahun terakhir ini jam 8, itu juga karena kerja. Jaman kuliah, paling pagi bangun jam 10.
Apa kabar gue kalo udah harus puter otak jam 6 pagi kayak anak-anak ini ya.
Seneng gue, nganter nyokap pagi ini. Ngeliat anak-anak sekolah mulai ramai di jalanan. Berangkat ke sekolah dengan beragam motivasi dan ekspektasi. Sama, kayak gue jaman sekolah dulu. Ke sekolah niatnya banyak. Belajar iya,
ngeliat gebetan hayuk. Dari yang anak bandel, anak pinter, anak rajin, anak tukang cabut ke kantin selama jam pelajaran, anak yang sering smsan/bbman di kelas, anak dance, anak paskib, semuanya, rela bangun pagi buat sekolah, karena itu
kewajiban. Masalah suka nggak suka, cabut nggak cabut, pinter nggak pinter, itu urusan lo.
Hell to the yeah, I miss my junior and high school madness.
~R.